Pilah Pilih Dokter Kandungan



Dokter kandungan memang udah ga asing lagi buat saya dan mungkin buat kebanyakan wanita seusia saya.. *wink* ;) Sebelum menikah, saya sendiri sempat beberapa kali berkonsultasi ke dokter kandungan untuk masalah nyeri haid yang memang cukup sering jadi derita bulanan saya. Setelah menikah, kunjungan ke dokter kandungan tentunya lebih intens lagi. Apalagi saya dan Dodo termasuk pasangan yang ingin segera menimang momongan, so check up kesehatan ini itu sebagai bentuk persiapan kehamilan udah jadi semacam keharusan bagi kami.

Udah lumayan banyak dokter kandungan yang pernah saya dan Dodo kunjungi untuk berbagai tujuan. Dari mulai konsultasi masalah nyeri haid, memeriksa kondisi rahim, konsultasi persiapan kehamilan, meminta rujukan pemeriksaan TORCH sebagai persiapan kehamilan, sampai terapi TORCH hingga bersih, dan akhirnya mengunjungi dokter kandungan untuk berkonsultasi tentang kehamilan itu sendiri beberapa kunjungan terakhir ini. Alhamdulillah... :)

Kriteria dokter kandungan yang sesuai dengan kebutuhan kita juga tentunya berbeda-beda ya. Saya pribadi menyukai dokter yang ramah dan enak diajak berkonsultasi, tidak pelit ilmu, tidak terburu-buru, menenangkan, selain tentunya kompeten dalam bidangnya. Lalu, apakah kriteria sekian banyak dokter kandungan yang pernah saya temui itu sudah sesuai dengan kebutuhan saya? Jawabannya, jelas enggak.. :D Selain karena di antaranya merupakan ajang "coba-coba" (kali aja cocok :P), ada juga yang berdasarkan rekomendasi teman (yang sebenernya belum tentu cocok juga dengan kita kan? :P), pilihan dokter kandungan itu tak jarang hanya karena jadwal yang sesuai dengan kedatangan kami ke rumah sakit saat itu (gambling ceritanya). That's why, hasil akhir ato kadar kecocokannya pun berbeda-beda.. :)

Dokter kandungan yang pertama kali saya datangi adalah dr. Fitria SpOG. Dokter ini saya pilih karena jadwalnya yang memang pas banget dengan kedatangan saya ke tempat beliau praktek untuk keluhan nyeri haid saya semasa lajang dulu. Dokter Fitria ini baiiiiik banget. Selain cantik dan super ramah, dokter ini juga terbilang enggak pelit ilmu. Pertanyaan apa pun akan dijawabnya dengan sangat ramah. Suka deh pokonya. Tapi..di ujung konsultasi, ada hal yang bikin saya kurang sreg sama dokter cantik ini. Alih-alih merasa tenang dengan apa yang saya alami, saya yang memang parnoan malah jadi panik denger semua penjelasan tentang kemungkinan dan tindakan terburuk yang bisa saya alami dengan keluhan nyeri haid saya tadi. Padahal, berdasarkan pengecekan USG waktu itu, hasil pemeriksaan saya udah jelas baik-baik aja. Hhhhmmm..ramah dan gak pelit ilmunya dapet, tapi dalam hal menenangkannya ko saya malah ga dapet ya. Ga cocok sama saya rupanya. Sayang..dokter ini baik banget padahal... :(

Dokter kandungan kedua yang saya datangi adalah dr. Ali SpOG (K). Dokter konsuler ini saya datangi berdasarkan rekomendasi Mamah yang beberapa temannya mengaku cocok berobat ke dokter tersebut untuk keluhan yang berbeda-beda. Saya mengunjungi dokter ini saat pernikahan saya baru memasuki usia satu bulan. Tujuannya adalah untuk konsultasi persiapan kehamilan, dan meminta rujukan pemeriksaan TORCH sebagai persiapan, karena riwayat saya yang suka banget kucing dan lalapan sedari kecil (yang konon memicu toksoplasma dan virus lainnya). Dokter Ali ini sebenernya juga baik. Apalagi dengan gelar konsulernya, saya juga ga meragukan kekompetenannya dalam bidang ginekologi. Tapi, saking sibuknya beliau karena praktik di beberapa RS dalam waktu yang berdekatan, penanganan Dokter Ali agak terburu-buru, apalagi pasiennya juga ngantri banget waktu itu. Ya sudahlah..tanpa sempat berkonsultasi panjang, saya pun memutuskan untuk pulang setelah mendapat rujukan pemeriksaan TORCH. Waktu itu saya mikir, masih pengen berkunjung ke dokter kandungan ini suatu saat nanti kalo pasiennya gak ngantri..*halah kapan juga itu yaa.. :P*

Setelah itu, dokter kandungan berikutnya yang saya kunjungi adalah dr. D Dian SpOG. Dokter ini adalah rekomendasi temen yang mengaku cocok berkonsultasi kandungan dengan beliau. Berbekal rekomendasi itu, saya pun membawa hasil pemeriksaan TORCH yang beberapa parameternya positif (saya lupa poin apa aja) kepada beliau. Secara pembawaan, dokter ini ramah dan komunikatif. Bahkan menurut saya, cenderung cerewet dibanding dokter kandungan yang selama ini pernah saya datangi. Penjelasan dokter ini tentang hasil pemeriksaan TORCH saya juga cukup gamblang dan bisa kami pahami. Tapi, alih-alih menenangkan saya dengan beberapa parameternya yang menunjukkan hasil positif (which is lumayan bikin saya worried already), dokter ini justru lebih mengedepankan penjelasan tentang segala kemungkinan terburuk pada saya dan janin jika saya hamil dalam kondisi beberapa parameter TORCH positif seperti yang tertera di hasilnya. Selama konsultasi, somehow saya ngerasanya malah kayak lagi diintimidasi. Well..mungkin ada yang cocok dengan tipe dokter seperti ini. Tapi saya..jujur enggak. Karena hal-hal seperti ini cuma bikin orang parnoan kayak saya malah semakin berpikir negatif dan semakin khawatir dengan kondisi diri sendiri.And it's not good for me phisically and mentally. Meski begitu, saya tetap mengikuti terapi virus disarankan dokter ini. Mengonsumsi obat antivirus (Acyclovir) 5 hari sekali, dan suplemen (Imunos) untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehari sekali, semua proses itu saya ikuti selama satu bulan hingga kemudian kembali melakukan pengecekan untuk dimonitor hasilnya lagi.

Merasa sedikit paranoid dengan kunjungan ke dr. Dian, setelah pengobatan virus sebelumnya selesai, saya mengunjungi dokter lainnya untuk meminta rujukan screening TORCH demi melihat perkembangan setelah terapi atau pengobatan yang saya lakukan. Kali ini saya memilih dr. Robi SpOG, yang saya pilih berdasarkan jadwal yang cocok aja. Dokter ini praktek di rumah sakit yang sama dengan dokter Dian. Tapi dalam hal menangani pasien, dari dokter satu ini saya bener-bener dapet penjelasan yang menenangkan. Ungkapan seperti "Rileks, Bu" "Jangan stress Bu" yang sering diucapkan dokter yang masih cukup muda ini, semakin meyakinkan saya bahwa pikiran positif kita dapat berpengaruh positif pula terhadap kondisi tubuh saya. That's why, saya gasuka deh kalo belom apa-apa udah diajak mikir yang jelek-jelek. Alih-alih "aware", treatment seperti itu kepada pasien yang panikan macem saya, cuma bikin kita stress sebelum tahu seperti apa kondisi sebenernya. Setelah konsultasi menyenangkan dan menenangkan dengan dokter ini, saya pun mendapat rujukan pemeriksaan TORCH lanjutan untuk memonitor hasil pengobatan sebelumnya.

Hasil pengecekan TORCH selanjutnya sudah di tangan. Secara pandangan saya yang awam, melalui hasilnya masih ada beberapa parameter yang positif yang cukup mengkhawatirkan. Untuk lebih meyakinkan dan tau tindak lanjut apa yang harus dilakukan, saya pun kembali mencari-cari dokter kandungan. Tadinya sempat akan mengunjungi dokter Robi lagi, tapi rekomendasi seorang teman mengenai dr. Seno SpOG bikin saya berubah pikiran. Dokter yang menurut teman juga sangat baik dan menenangkan ini, kebetulan praktik di rumah sakit yang cukup dekat dari rumah. Akhirnya, karena alasan jarak, saya pun memutuskan melanjutkan pemeriksaan melalui dokter ini saja. Rekomendasi teman itu ternyata benar. Pada kunjungan pertama saya dan suami, kami membuktikan sendiri betapa ramah dan positifnya dokter yang masih cukup muda ini. Saat pertama berkonsultasi dengan dr Seno, saya sedang dalam masa subur saya. Ada satu statement yang cukup melegakan kami waktu itu. Setelah sang dokter mengecek kondisi rahim saya melalui USG, kepada suami, dokter ini bilang "Waaah Pak, ini sih sebetulnya bisa segera hamil. Rahimnya bagus, telurnya juga," katanya. Meski begitu, karena masih ada beberapa parameter TORCH yang positif, dokter tidak menyarankan saya untuk program hamil dulu. Kami pun disarankan untuk menunda sampai parameter TORCH, benar-benar aman dan negatif minimal untuk semua parameter IgM-nya. Kami pun mengikuti saran dokter untuk melanjutkan pengobatan. Saya pun kembali terapi dengan mengonsumsi obat antivirus (Isoprinosine) dan suplemen Imunos, kali ini selama tiga bulan. Entah karena obatnya yang memang enggak cocok dengan saya, enggak manjur, ato gimana, pengobatan saya dengan obat ini selama tiga bulan enggak membuahkan hasil sama sekali. Parameter yang positif gak berubah jadi negatif, bahkan besaran poinnya pun masih sama dengan pemeriksaan TORCH sebelumnya. Dengan dokter ini, saya dan Dodo pun melanjutkan terapi TORCH-nya. Kali ini berganti obat. Isoprinosine-nya diganti dengan Acyclovyr seperti yang saya konsumsi di terapi TORCH yang pertama. Setelah menjalani tiga bulan terapi berikutnya dengan obat ini, alhamdulillah parameter yang positif pada IgM poinnya sudah menurun drastis. Kami pun lega, karena dengan begitu, kami sudah bisa merencanakan kehamilan secepatnya.

Kunjungan berikutnya, kami sempat mendatang dr. Subhan SpOG. Dokter yang sudah cukup senior ini kami datangi untuk konsultasi persiapan kehamilan, setelah proses terapi yang kami jalani sebelumnya. Dokternya cukup ramah, dalam menjelaskan juga sangat detail sehingga mudah kami mengerti. Dokter ini juga termasuk yang membangun pemikiran positif ke pasutri yang sedang merencanakan kehamilan. Ini yang saya suka banget. Apalagi, setelah mengonsultasikan hasil pemeriksaan TORCH terbaru dan melihat kondisi rahim saya dan dinyatakan sehat, saya dan Dodo pun semakin semangat untuk menjalani program.

Rencana tinggal rencana. Kegiatan kami yang superpadat, dan perbedaan sif saya dan Dodo yang menyulitkan kami untuk mengunjungi dokter bersama-sama, menjadikan program kehamilan kami via dokter kandungan tertunda. Semuanya kami jalani dengan santai dan kami biarkan alami saja. Sampe akhirnya hampir setaun berjalan (pascaterapi TORCH) tanpa hasil, kami mulai waswas. Saya dan Dodo pun mulai bikin due date kapan kami harus benar-benar berkonsultasi lagi ke dokter kandungan untuk menjalani program hingga membuahkan hasil.. *halah* :P

Daaaaan akhirnya..alhamdulillah..sebelum memasuki Januari Allah telah memberikan kado terindah untuk kami. Tepatnya pertengahan Desember 2012, saya dinyatakan positif hamil oleh testpack.. :P It's amazing. Semakin terbukti bahwa kita manusia hanya bisa berencana. Belum juga Januari tiba, di mana kami yang semula akan serius menjalani program di bulan tersebut, Allah sudah menunjukkan kebesaran-Nya. Ya, semua ketentuan ada di tangan-Nya..(bukan di tangan dokter :P). Berita baik ini pun kembali membuat kami bingung. Harus ke dokter kandungan mana lagi nih? :D

Selang satu minggu dari hasil positif melalui testpack itu, saya dan Dodo mendatangi RSIA Hermina untuk memastikan dan memeriksa kehamilan saya. Kali itu kami benar-benar ga punya referensi dokter siapa pun untuk didatangi. Bener-bener todong jadwal deh pokonya. Siapa yang pas praktik dengan waktu kedatangan kami sore itu, itulah yang kami datangi. Akhirnya pilihan pun jatuh ke dr. Tita SpOG (K). Kesan pertama bertemu dengan dokter yang cukup senior ini saya cukup jiper. Wajahnya dingin mendekati jutek. Dokter ini juga sedikit bicara dan langsung to the point aja, yaitu memeriksa kandungan saya via USG, yang alhamdulillah menunjukkan adanya kantung rahim dan bakal bayi di dalam situ. Tapi, alih-alih memiliki kesempatan untuk bertanya baaaanyaaak hal untuk kehamilan pertama saya ini, saya justru segan dibuatnya. Jadi, pertanyaan-pertanyaan dan kekhawatiran-kekhawatiran yang saya punya ya bener-bener harus disimpen sampe saya dan Dodo ninggalin ruangan pemeriksaan dan akhirnya pulang. Well..boleh dibilang, pemeriksaan pertama untuk kehamilan pertama yang kurang berkesan.. :(  

Dua minggu kemudian, sesuai dengan saran dr Tita, kami pun kembali melakukan pemeriksaan untuk mengecek denyut si calon bayi. Tapi, karena kapok dengan pemeriksaan sebelumnya, saya pun datang ke rumah sakit yang sama untuk dokter yang berbeda, yakni dr. Ruswana SpOG (K-Fer). Dokter ini kami datangi atas rekomendasi kakak. Tanpa pikir panjang, kami pun mengecek jadwal praktik dokter senior ini by website RSIA Hermina, dan mencocokannya dengan jadwal kami. Kesan pertamanya, woooow..dokter ini kebapakan sekali. Ramah, informatif, membangun pikiran positif saya sebagai calon ibu, tidak pelit ilmu, dan yang pasti sangat kompeten. Dokter yang menjadi konsuler fertilitas ini juga ternyata pernah menulis di harian tempat saya bekerja. Itu jugalah yang bikin kami banyak ngobrol yang tentunya bikin suasana pemeriksaan hari itu berjalan sangat nyaman. Daaaan kami pun ketagihan. Satu bulan pemeriksaan dengan dokter ini, kami pun kembali ditangani beliau. Kami merasa puas karena apa yang kami cari dan harapkan dari seorang dokter kandungan yang mendampingi kami dalam menjalani kehamilan saya yang pertama, ada di dokter satu ini. Alhamdulillah... :)

Well, afterall saya percaya banget sama yang namanya cocok-cocokkan dalam hal memilih dokter kandungan. Karena sudah terbukti, apa yang direkomendasikan teman karena dianggap cocok untuknya, justru malah gak cocok buat saya. Mungkin ada yang justru merasa nyaman dihandle seorang dokter kandungan yang straight to the point dan tegas seperti beberapa dokter yang saya sebut di atas. Dan mungkin, ada juga yang seperti saya, lebih suka ditangani dokter yang suka "berbasa-basi" dan membangun pemikiran positif demi nyamannya suasana konsultasi. Hal itu tentunya di luar kompetensi seorang dokter yang harus menjadi pertimbangan paling utama sebelum kita menentukan pilihan. Saya pun percaya bahwa pikiran kita mengendalikan segalanya. Jadi, sebisa mungkin berpikirlah positif dalam menjalani kehamilan. Kebanyakan paranoid dengan omongan kanan kiri, bacaan "menakutkan" itu ini cuma bikin stress sendiri yang justru dikhawatirkan membawa sugesti negatif pula untuk diri kita dan calon bayi. At least, itu menurut saya lho ya... :)

Sebenernya, jauh sebelum hamil, saya sangat ingin ditangani dokter kandungan perempuan, agar pemeriksaan atau tindakan apa pun yang dilakukan dokter dirasa nyaman untuk saya. Tapi, karena selama ini saya justru memiliki pengalaman kurang mengenakkan dengan penanganan dokter-dokter perempuan, saya jadi ragu untuk mencari-cari lagi dokter perempuan yang sesuai harapan dan kebutuhan saya. So, kali ini dengan dokter Ruswana dulu aja deeeh. Entah ke depannya akan berubah lagi atau nggak. Tapi yang pasti, harapannya tetap sama, saya dan kandungan ini sehat, kuat, diberi kemudahan dan kelancaran dalam melahirkan bayi yang sempurna lahir dan akhlaknya kelak. Insya Allah..aamiin. Doakan kami ya semua... :)

Last but not least, selamat memilah-milih dokter kandungan bagi yang sedang menjalankan.. *halah*.. :D Semoga segera mendapatkan dokter yang diidam-idamkan yaaa... ;)

Adioooossss...


Peace & love


@cy

Komentar

Unknown mengatakan…
Hallo Mba Astri salam kenal ya, selamat juga atas kehamilan nya, mdh2an ibu dan dd nya sehat trs ya. Mba pasien dr Ruswana juga? kebetulan saya juga pasiennya.
Astri Kurnia mengatakan…
Hallo Mba Tita..salam kenal yaa. Aamiin..terima kasih juga buat doanya.. :) So far so good kan Mba dengan dr Ruswana? Saya sih udah ngerasa cocok banget. Semoga sih ga pindah-pindah lagi sampe lahirannya nanti..hihi.. ;)
Btw, sedang hamil jugakah? Saling mendoakan yaa kita..semoga sehat-sehat terus semuanya. Aamiin.. :)
Unknown mengatakan…
Salam, mba Astri..
Selamat atas kehamilannya ya.. semoga mba dan dd nya sehat selalu.
Saya sangat setuju dengan mba Astri lho... kalo dr kandungan itu cocok2an. Dan alhamdulillah saya pun telah mendapatkan dokter kandungan yang sangat pas di hati saya, suami dan keluarga, yaitu dr. Ruswana Anwar.
Sekedar berbagi cerita, waktu saya hamil anak pertama, saya divonis memiliki myom yang ada di dekat tangkai rahim dan akhirnya sayapun melewati persalinan secara sesar + pengangkatan myom (alhamdulillah rahimku tetap utuh).
Pada saat akan operasi, keluargaku datang terlambat jadi tidak sempat menitipkan kamera maupun handycam. tapi, diluar dugaan, dr Ruswana memperlihatkan foto2 saat saya operasi dari hp beliau dan bahkan beliau cetak kan foto2 tsb... *ngeri juga sih liatnya*
Dan sekarang saya berniat memberikan adik buat anak pertamaku dan pastinya saya akan tetap memilih dr Ruswana Anwar sebagai dr kandunganku...
Mungkin suatu saat kita dapat bertemu ya, mba... :)
Salam kenal...
Astri Kurnia mengatakan…
Aamin ya Robbal alamiiin. Makasih banyak doanya ya Mbak Erly..salam kenal juga.. :) Subhanallah..alhamdulillah persalinan Mbak bisa berjalan lancar dengan myom yang juga sudah berhasil diangkat ya Mbak. Saya dapet rekomendasi dokter ini dari kakak saya yang temannya juga punya kasus sama seperti Mbak Erly dan alhamdulillah ibu dan bayinya juga sehat wal afiat, bahkan sang ibu lagi mengandung anak kedua sekarang. Saling mendoakan ya Mba..semoga kita sekeluarga selalu sehat..semoga rencana Mbak Erly untuk menambah momongan juga berjalan lancar. Aamin.
Oya, kemarin harusnya saya ketemu Dr. Ruswana lagi buat kontrol kandungan. Tapi karena beliau berhalangan praktek karena sedang mengisi pelatihan, saya gajadi kontrol deh. Sempet ditawarin beberapa opsi dokter lain sih sama petugas pendaftaran di Hermina, tapi ko saya dan suami malah ragu-ragu ya. Jadilah kontrolnya dipending hari Minggu aja pas Dr Ruswana nya bisa praktek lagi di sana. Hihihi..saya dan suami juga udah kadung cocok rupanya sama dokter satu ini..siapa tau kapan waktu kita bisa ketemu di sana ya Mbak.. :)

Terima kasih juga udah mampir loh Mbak Erly..sehat selalu yaa.. :)